Selasa, 02 Juni 2015

Pengertian Teori Belajar Menurut Teori Behavioristik

Pengertian Teori Belajar Menurut Teori Behavioristik

Assalamualaikum wr.wb sobat Edu Salju, pada hari ini saya akan sedikit membahas artikel yang berhubungan dengan pendidikan tepatnya masalah teori belajar yaitu tentang teori belajar menurut behavioristik, belajar adalah hal yang hampir pernah dilakukan oleh semua orang akan tetapi kita hanya mengetahui bahwa belajar itu ialah dengan membaca ataupun mengingat sebuah ilmu yang sebenarnya hal yang paling sering kita lakukan itu juga mempunyai teori tersendiri, nah ini ada sedikit pembahasan tentang teori belajar Behavioristik yang juga berasal dari makalah teori belajar yang saya posting pada artkel sebelumnya.

Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon, yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran beavioristik adalah penguatan (reinforcement). Penguatan adalah yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila pnguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat.
Tokoh-tokoh aliran behavioristic di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skiner. Teori menurut tokoh ini akan dibahas sebagai berikut.

Teori Belajar Menurut Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu tidak dapat diamati. Meskipun aliran behavioristic sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku-tingkah laku yang tidak dapat diamati.

Teori Belajar Menurut Watson
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun, ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-maam bentuknya.

Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Edwin Guthrie menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar, tapi stimulus tidak harus berhubugan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull. Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yag muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.

Teori Belajar Menurut Skinner
            Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya. Dikatakannya bahwa respon yang diberikan oleh seseorang/siswa tidaklah sesederhana itu.
            Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.
          Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dahulu.
            Tujuan pembelajaran menurut teori ini ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk kembali mengungkapkan pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
            Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik yang dikemukakan oleh Siciati dan Prasetya Irawa (2001) dapat digunakan dalam merancang pembelajaran. Langkah-langkah tersebut meliputi:
    a.      Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
   b.      Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal (entry behavior) siswa
    c.      Menentukan materi pelajaran
   d.     Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik, dsb.
    e.      Menyajikan materi pelajaran
   f.      Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes/kuis, latihan, atau tugas-tugas
    g.      Mengamati dan mengkaji respons yag diberikan siswa
  h. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negative), ataupun hukuman
   i.        Memberikan stimulus baru
   j.        Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa
   k.      Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
   l.        Demikian seterusnya
   m.    Evaluasi hasil belajar

Daftar Pustaka
Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta


Sekian artikel dari saya tentang teori belajar menurut behavioristik, semoga bermanfaat khususnya bagi pembaca, apabila ada yang kurang paham atau adanya tambahan, bisa anda sampaikan melalui kolom komentar terima kasih, wassalam


Related Posts

Pengertian Teori Belajar Menurut Teori Behavioristik
4/ 5
Oleh