Assalamualaikum
wr.wb sobat Edu Salju, sekarang
saya akan melanjutkan artikel sebelumnya yang berhubungan dengan pendidikan
tepatnya masalah teori belajar yaitu tentang teori belajar menurut Konstruktivistik, nah ini ada sedikit pembahasan tentang teori belajar konstruktivistik yang juga sebagai sambungan teori belajar kognitif pada
postingan sebelumnya.
Teori Belajar Konstruktivistik
Karakteristik Manusia Masa Depan yang Diharapkan
Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki tersebut adalah
manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap
resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui
proses belajar yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri
sendiri yaitu suatu proses … (to) learn to be. Mampu melakukan
kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan
kejaan bangsanya (Raka Joni,1990)
1. Konstruksi Pengetahuan
Von Galsereld (dalam Paul, S., 1996) mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan
yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, yaitu: 1) kemampuan
mengingat dan mengungkapkan kembali pngalaman, 2) kemampuan membandingkan dan
mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, dan 3) kemampuan untuk lebih
menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya.
2. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik
Proses
belajar konstruktivistik. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya
dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas.
Proses tersebut berupa “…..constructing and restructuring of knowledge
and skills (schemata) within the individual in a complex network of increasing
conceptual consistency…..”. pemberian makna terhadap objek dan
pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh
siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial
Peranan Siswa (Si-Belajar). Paradigma
konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan
awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar
dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan
awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru,
sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Peranan
Guru. Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan
membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.
Guru hanya membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut
lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belaajar. Guru tidak
dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai
dengan kemauannya.
Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang
meliputi:
a. Menumbuhkan
kemandiriran dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan dan
bertindak.
b. Menumbuhkan
kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan siswa.
c. Menyediakan
sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang
optimal untuk berlatih.
Sarana
belajar. Pendekatan konstruktivistik
menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan,
media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan
tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya
tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan
terlatih untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri,
kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara
rasional.
Evaluasi
belajar. Lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan
interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta
aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Hal ini memunculkan
pemikiran terhadap usaha mengevaluasi belajar konstruktivistik. Ada perbedaan
penerapan evaluasi belajar antara pandangan behavioristik (tradisional) yang
obyektifis konstruktivistik. Pembelajaran yang diprogramkan dan didesain banyak
mengacu pada obyektifis, sedangkan Piagetian dan tugas-tugas belajar discovery lebih
mengarah pada konstruktivistik. Obyektifis mengakui adanya reliabilitas
pengetahuan, bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, dan tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi. Sehingga belajar merupakan asimilasi objek-objek nyata. Tujuan para
perancang dan guru-guru tradisional adalah menginterpretasikan
kejadian-kejadian nyata yang akan diberikan kepada para siswanya.
Teori belajar konstruktivistik
mengakui bahwa siswa akan dapat menginterpretasikan informasi kedalam
pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada
kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Guru dapat membantu siswa
mengkonstruksi pemahaman representasi fungsi konseptual dunia eksternal.
3. Perbandingan Pembelajaran Tradisional (Behavioristik) dan Konstruktivistik
Dalam pembelajaran, guru banyak menggantungkan pada buku teks. Materi yang
disampaikan sesuai dengan urutan isi buku teks. Diharapkan siswa memiliki
pandangan yang sama dengan guru, atau sama dengan buku teks tersebut.
Alternatif-alternatif perbedaan interpretasi diantara siswa terhadap fenomena
sosial yang kompleks tidak dipertimbangkan. Siswa belajar dalam isolasi, yang
mempelajari kemampuan tingkat rendah dengan cara melengkapi buku tugasnya
setiap hari.
Pembelajaran konstruktivistik membantu siswa menginternalisasi dan
mentransformasi informasi baru. Transformasi terjadi dengan menghasilkan
pengetahuan baru yang selanjutnya akan membentuk struktur kognitif baru.
Pendekatan konstruktivistik lebih luas dan sukar untuk dipahami. Pandangan ini
tidak melihat pada apa yang dapat diungkapkan kembali atau apa yang dapat
diulang oleh siswa terhadap pelajaran yang telah diajarkan dengan cara menjawab
soal-soal tes (sebagai perilaku imitasi), melainkan pada apa yang dapat
dihasilkan siswa, didemonstrasikan, dan ditunjukkannya.
Secara rinci perbedaan karakteristik antara pembelajaran tradisional atau
behavioristik dan pembelajaran konstruktivistik adalah sebagai berikut:
No.
|
Pembelajaran
tradisional
|
Pembelajaran
konstruktivistik
|
1.
|
Kurikulum
disajikan dari bagian-bagian menuju keseluruhan dengan menekankan pada
keterampilan-keterampilan dasar.
|
Kurikulum
disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian, dan lebih
mendekatkan pada konsep-konsep yang lebih luas.
|
2.
|
Pembelajaran
sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan.
|
Pembelajaran
lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa.
|
3.
|
Kegiatan
kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks dan buku kerja.
|
Kegiatan
kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan
manipulasi bahan.
|
4.
|
Siswa-siswa
dipandang sebagai “kertas kosong” yang dapat digoresi informasi oleh guru,
dan guru-guru pada umumnya menggunakan cara didaktik dalam menyampaikan
informasi kepada siswa
|
Siswa
dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang
dirinya.
|
5.
|
Penilaian
hasil belajar atau pengetahuan siswa dipandang sebagai bagian dari
pembelajaran dan biasanya dilakukan pada akhir pelajaran dengan cara testing.
|
Pengukuran
proses dan hasil belajar siswa terjalin di dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa,
serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
|
6.
|
Siswa-siswa
biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada group proses dalam belajar
|
Siswa-siswa
banyak belajar dan bekerja di dalam group proses.
|
Daftar
Pustaka
Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, M. Ngalim. (1990). Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
R.E, Slavin. (2000). Educational Psychology: Theory
and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn
and Bacon.
Sekian artikel dari saya tentang teori belajar menurut
Konstruktivistik, semoga bermanfaat khususnya bagi pembaca, apabila ada yang
kurang paham atau adanya tambahan, bisa anda sampaikan melalui kolom komentar
terima kasih, wassalam
Pengertian dan Perbandingan Teori Belajar Konstruktivistik
4/
5
Oleh
Admin